Tekad yang kuat
Dari Tsauban bin Bajdad, ia berkata bahwa Rasulullahsaw bersabda, “Hampir saja bangsa-bangsa berkumpul menyerang kaliansebagaimana mereka berkumpul untuk menyantap makanan di nampan. Salahseorang sahabat bertanya, “Apakah karena sedikitnya jumlah kami padasaat itu?” Beliau menjawab, “Bahkan pada saat itu jumlah kalianbanyak, tetapi kalian seperti buih, buih aliran sungai. Sungguh Allahbenar-benar akan mencabut rasa takut pada hati musuh kalian dansungguh Allah benar-benar akan menghujamkan pada hati kalian rasawahn.” Kemudian seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah wahnitu?” Beliau menjawab, “Cinta kepada dunia dan takut mati.” (H.R. AbuDaud dan Ahmad)
Tentang Hadits
Tentang Hadits
Hadits di atas berbunyi:
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Imam Ahmad bin Hanbal.Hadits ini adalah hadits shahih, marfu dari Rasulullah saw.
Hadits ini menggambarkan ramalan Rasulullah saw bahwa nanti pada suatusaat umat Islam akan menjadi bulan-bulanan bangsa-bangsa di dunia.Dari hadits di atas tergambar bahwa tidak ada seorang pun sahabat yangmenyangkal apa yang dikatakan Rasulullah. Mereka justru menanyakanlebih lanjut perihal kondisi umat Islam yang pada suatu masa, merekatidak lagi dipandang, tetapi menjadi obyek pelecehan dan tindakkebrutalan. Bukan karena jumlah umat Islam yang sedikit, tetapi karenapada hati mereka telah bersarang suatu penyakit, yaitu penyakit wahn.Jika dilihat dari jumlah, maka justru umat Islam adalah umat yangpaling besar jumlahnya dibandingkan dengan umat-umat lain. Tetapiseperti peribaratan Rasulullah saw bahwa pada saat itu jumlah umatIslam yang banyak tidak mempunyai arti apa-apa jika mereka tidak punyabobot. Mereka seperti buih air yang tidak mempunyai arus, bahkanjustru buih itu ikut ke mana arus bergerak.
Penjelasan Hadits
Ramalan Rasulullah saw itu telah menjadi kenyataan, terutama setelahumat Islam tidak lagi memiliki induk. Ketika umat Islam tidak memilikikekhilafahan, karena dihancurkan oleh musuh-musuhnya melalui putranegeri Islam sendiri, Mustafa Kemal Attaturk. Kondisi umat Islamsebagai umat yang pernah memiliki peradaban dunia yang bertahan sekianabad telah hancur berkeping-keping. Kepingan peradaban dan kekuatanumat Islam itu kini tidak lagi menjadi perhitungan musuh-musuhnya,bahkan mereka kadang bisa diadu domba antara satu negeri Islam dengannegeri Islam lainnya.Runtuhnya kekhilafahan Islam bukanlah awal darikemunduran umat Islam. Jauh sebelum itu umat Islam sudah menunjukkankemundurannya dan puncak kemunduran umat Islam itu ditandai denganketidakmampuan umat ini mempertahankan eksistensi khilafah islamiyah.Penyakit itu seperti yang diisyaratkan oleh Rasulullah saw adalahpenyakit wahn. Wahn adalah penyakit hati. Penyakit mental yangmunculnya tidak tiba-tiba, sebagaimana juga bahwa untuk mengobatipenyakit ini tidak bisa sim salabim, instan, langsung sembuh danmentalnya berubah.
Penyakit ini berawal dari perilaku para pejabat negara Islam ataudikenal dengan pejabat kalangan istana. Dalam sejarah kita bisa dapatibahwa awal tindak kezhaliman itu berawal dari pejabat istana ataupejabat negeri Islam yang kemudian menular ke bawahan. Lambat launmenjadi penyakit umat dan bangsa. Diawali dari penyakit afrad yanghanya menghinggapi beberapa oknum pejabat, kemudian ketika penyakititu menjadi wabah, maka akhirnya mereka tidak lagi menganggap ituadalah penyakit. Orang akan bingung ketika melihat kenyataan ini, darimana kita harus mulai mengobatinya. Penyakit yang menjadi komplekskarena sudah menjadi tradisi dan adat, bahkan mungkin sudah menjadinorma yang harus diakui dan diterima.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga merekamengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Ra’d: 11)
Benar bahwa Allah menjanjikan bahwa umat Islam akan dimenangkan Allahatas musuh-musuhnya.
Jika Allah menolong kalian, maka tidak ada yang dapat mengalahkankalian; jika Allah membiarkan kalian (tidak memberi pertolongan), makasiapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudahitu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukminbertawakal. (Ali Imran: 160)
Tetapi pertolongan Allah itu hanya Allah berikan kepada umat yangbenar-benar membela agamanya. Ketika umat ini tidak lagi Allahmenangkan atas musuh-musuhnya, itu karena mereka tidak sungguh-sungguhmembela agama Allah sehingga musuh-musuh umat ini dicabut rasatakutnya sebagaimana kondisi saat ini.
Negeri-negeri Islam sekarang menjadi santapan negara besar untukdikuras semua isinya dan diracuni penduduknya dengan peradaban mereka.Tujuan dari serangan mereka adalah mencetak putra negeri menjadi kaderyang menyebarkan peradaban mereka hingga Islam dan umatnya menjadisemakin jauh.
Kemunduran umat ini adalah karena mereka cinta kepada dunia, cintajabatan, cinta harta, cinta kedudukan dan cinta kesenangan. Merekatidak mau merasakan pedih dan menderitanya di dunia, mempertahankanprinsip dan akhlaq Islam. Semakin cinta umat ini kepada dunia, makasemakin takut mereka menyambut kematiannya. Kematian telah merekahilangkan dalam kamus kehidupan mereka. Bukan hanya takut kepadakematian, mereka tidak mau membicarakan masalah kematian, padahalRasulullah saw bersabda, “Cukuplah kematian itu menjadi pelajaran.”
Modal Untuk Bangkit
Kemunduran umat Islam lebih besar disebabkan oleh faktor internalsebelum faktor eksternal dari musuh-musuhnya yang memang inginmengalahkannya. Mereka menunggu saat-saat kelemahan mental umat ini.
Sebagaimana dalam surat Ar-Ra’d Allah menyebutkan bahwa Allah tidakakan merubah kondisi umat Islam sebelum mental dan iman umat iniberubah. Jarak masa antara kejayaan umat Islam dengan keruntuhan dankehancurannya adalah sekian abad, maka untuk menyembuhkan penyakitmental ini, kita memerlukan stamina yang kuat untuk mengobati mentalini agar menjadi kuat.
Dalam risalah “Ila Ayyi Syaiin Nad’un Naas”, Imam Syahid HasanAl-Banna menyebutkan suatu formula jeli yang mengingatkan kita akankondisi dan keinginan untuk membangkitkan umat yang telah lamaterlelap.
Sesungguhnya dalam pembentukan suatu umat, pembinaan rakyat,perealisasian suatu angan-angan dan memenangkan suatu prinsipdiperlukan dari umat yang mau berusaha merealisirnya atau darikelompok yang senantiasa menyerukan ini paling tidak “kekuatan jiwayang besar” yang tercermin dari beberapa hal:
Pertama: Iradah qawiyah, keinginan yang kuat yang tidak disusupi satukelemahan pun.Kedua: Wafa tsabit, kesetiaan yang teguh yang tidak dihinggapi mukadua atau khianat.Ketiga: Tadh-hiyah ‘azizah, pengorbanan yang besar yang tidak dikotorioleh pamrih atau kekikiran sertaKeempat: Ma’rifah bil mabda’ wa iman bihi wa taqdir lahu, mengenal danmeyakini prinsip (prinsip perubahan melalui gerakan pembinaan bangsa)serta dapat menakarnya yang dapat menyelamatkan kita dari kesalahanatau penyimpangan atau tertipu.
Bahwa kekuatan jiwa atau kekuatan mental dalam proses kembali kepadakebaikan umat ini adalah menjadi faktor yang utama mengingat upayaperbaikan dan perubahan mental tidak bisa hanya dilakukan sekian tahunatau satu generasi. Upaya ini harus terus dilakukan dan tidak bolehputus asa sampai penyakit wahn yang menimpa umat ini hilang.
Upaya ini menjadi lebih berat lagi karena segala kemajuan peradabanmanusia bisa menjadi faktor percepatan keburukan yang sebenarnya jugadalam waktu yang bersamaan menjadi faktor percepatan proses perubahan.Faktor perkembangan peradaban manusia ini lebih didominasipengefektifannya oleh propaganda barat dalam menyebarkan ideologinyadibanding umat Islam.
Di sinilah peran golongan yang sadar kondisi umat untuk mengajakseluruh komponen umat untuk sama-sama memberikan andil dalam proyekbesar perbaikan mental umat.
Peran segelintir orang dari umat ini untuk menggerakkan dan mengadakanperubahan serta penyembuhan penyakit mental ini sangat besar. Allahtelah mensinyalir dalam surat Ali Imran ayat 104 yang artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepadakebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar;merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran: 104)
Seperti disebutkan dalam kitab “Hal Nahnu Muslimun”, karya MuhammadQuthub, beliau menyebutkan bahwa proses kemunduran umat Islam itutelah berlangsung sekian abad, sejak masa Bani Abbasiyah sampai tahun1924 ketika khilafah Islamiyah runtuh. Sekian lama penyakit wahnmenggerogoti sampai akhirnya umat ini tumbang, maka proses perbaikandan pembentukannya pun tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.Kecuali semua faktor yang telah disebutkan Hasan Al-Banna bisadiwujudkan dalam diri umat Islam, maka bisa jadi hanya sekian puluhtahun atau satu abad saja kita bisa bangkit kembali.
Penutup
Semua berpulang kepada kita. Berpulang kepada umat Islam dunia. Semuafaktor eksternal menjadi ringan jika unsur kekuatan dakhili, internaltelah tumbuh dalam diri umat ini. Jika tiap muslim memberikan bobotpada dirinya dengan meningkatkan keimanan dan pemahamannya akan ajaranIslam, niscaya umat ini akan mempunyai arus yang bisa mempengaruhiumat dan bangsa lain. Semakin besar dan berat bobot tiap muslim, makakualitas umat Islam akan semakin baik dan siap menghadapi tantanganzaman dan siap mengendalikan peradaban dunia untuk yang kedua kalinya.
Mari kita buktikan kepada dunia bahwa Islam masih menjadi mampubangkit dari keterpurukkannya. Kita buktikan bahwa Islam adalah agamarahmat bagi semesta alam. Kita buktikan bahwa Islam adalah peradabanmaju yang siap mengadopsi semua sarana kemajuan teknologi zaman digitini. Kita buktikan kepada Iblis dan tentaranya bahwa mereka hanya bisamenggoda sebagian orang yang dalam Islam memang menjadi sampah dankendala kemajuan diberikan rahmat oleh Allah. Islam adalah rahmatAllah. Hanya orang yang tidak mengaku Islam yang masih menjadi temansetan. Orang Islam sepatutnya tidak lagi mengidap penyakit wahn, cintadunia dan takut mati. Wallahu a’lam
Oleh: Samin Barkah, Lc
0 Response to "Tekad yang kuat"
Post a Comment